Menghias Pohon Natal

Maria Amanda Inkiriwang
4 min readDec 5, 2020

Setiap tahun sekali, kami selalu menghias pohon Natal setiap awal Desember. Sebenarnya dari total pekerjaan menyiapkan si pohon Natal, membuat kandang, dan mengangkat boks yang isinya hiasan-hiasan, porsinya lebih banyak bapakku yang mengerjakan hahaha…

Beberapa tahun terakhir, kayaknya 3–4 tahunan belakangan, bapakku hobi banget membangun kandang Natal. Membuatnya dari bahan-bahan seadanya. Tahun lalu misalnya, ia menggunakan kayu-kayu bekas penyangga barang fragile dari JNE. Menggunakan kertas semen dari kantong semen. Dirangkaikan sedemikian rupa hingga membentuk gua yang luarnya dicat piloks.

Tahun ini agaknya berbeda. Dia beneran bikin kandang kambing. Atapnya menyerupai alang-alang. Semuanya dia kerjakan sendiri nyicil dari hari ke hari tanpa bantuanku kayak tahun lalu. Kadang kalau dia lagi kerja serius begitu, terus aku turut campur, akhirnya berantem :) Maklumlah, kami punya pikiran masing-masing supaya bikin kandangnya bagus.

Rangka kandang ia susun dari batang dan ranting pohon salam yang baru ditebang dan daunnya dikasih-kasih ke tetangga. Rantingnya cukup kuat lho dan termasuk mulus banget buat dijadiin sesuatu. Aku cuma kontribusi minjemin lem tembak aja dan ternyata dia hobi banget ngelemin apapun di rangka kandang dengan lem. Padahal aku lebih suka mengikatnya pakai tali rami biar lebih ethnic.

Lalu dia gergaji deh ranting-ranting dan batang pohonnya sesuai dengan ukuran yang udah dihitungnya sendiri. Jadinya bagus banget, asli. Apa kita usaha bikin desain kandang kambing aja apa ya? Eaaa…

Terus atapnya, si bapak tadinya mau beli alang-alang atau jerami gitu di shopee. Tapi karena orangnya tetiba bisa eco-friendly dan menggunakan apapun di sekitarnya, akhirnya ia metilin daun palem gede di pojok taman rumah. Kemudian disusun sedemikian rupa sampe beneran bagus dan akhirnya mengering sendiri. Serius deh, bikin desain ala-ala aja apa kita ya :’)

Bangga juga bapak bisa bikin desain kandang kambing begitu. Aku sampe mikir, ini kandang kayaknya kalo beneran dijadikan realita enak kali ya dijadiin tempat santai-santai.

Oke deh lanjut… Jadi di samping kandang itu dia berencana ada pohon ranting yang berdiri. Jadi, dia ambil lagi pohon ranting salam yang udah dari beberapa tahun lalu selalu dipakainya buat hiasan natal. Kemudian dia inisiasi untuk membuat alasnya yang dikasih pipa dan lembaran kayu, serta dibalut sama kertas semen yang dipiloks mirip warna tanah.

Kemudian pohon-pohonan satunya dia pakai akar pohon cemara yang dikasih Mba Siti dan Mas Bubung. Nggak tahu gimana, dia bisa bikin itu akar yang gak simetris bisa berdiri sendiri. Again, gue bangga sama bapak wkwk…

Hari ini, tanggal 5 Desember 2020, ulang tahunnya Oma. Mulailah kami menghias pohon Natal. Aku cuma bagian masangin pernik-perniknya di pohon. Sementara, bapakku menghias ranti-ranting yang dipasangnya. Selesai.

Beranjak ke kandang, tempat Yesus ceritanya dilahirkan. Bapakku kayaknya lebih semangat masangin patung-patung Maria, bayi Yesus, Yusuf, tiga raja-raja, dll. Tahun lalu aku beli pepatungan itu dari kasongan Bantul di Jogja, karena beberapa patung jadul ada yang patah karena dulu sering dipakai.

Tahun ini, semua patung baru dan lama dikeluarkan. Macem gembala-gembala, terus rajanya tiba-tiba ada banyak, ada patung orang Jerman yang bawa anjing. Terus ada kuda putih keramik entah dari mana :’)

Kakakku juga ikut bantu-bantu. Karena dia orangnya telaten sama perintilan, aku minta tolong untuk benerin pohon natal kecil yang kubuat dari kertas lipat. Tadinya aku mau buang, ternyata dia bisa menatanya lagi hahaha… Dia juga ngide ada kado-kado kecil yang dipajang dan akan dikasihin bagi ada tetamu yang datang :D

tes lampu dulu

Begitulah. Seru sih. Aku suka ketika lampu-lampunya menyala kelap-kelip sambil menikmati hasil karya bapakku dan sedikit bantuan dariku dan kakak. Yuhuuu…

--

--

Maria Amanda Inkiriwang

I believe that nature speaks to us in many ways through every creatures. We split and merge the moments, then compile the left ones. It’s never structured.